Persahabatan Dan Permusuhan
Oleh
: Astaguna Janu Putra
Judul
Novel : VERSUS
Penulis : Robin
Wijaya
Penerbit : GagasMedia
Cetakan : I,
2013
Tebal : viii + 400 halaman
Ukuran
Novel : 13
x 19 cm
Novel
ini menceritakan tentang kehidupan tiga sahabat dengan karakter yang
berbeda-beda. Novel ini dibagi menjadi 3 fragmen, yaitu fragmen satu : AMRI,
fragmen dua : CHANDRA, dan fragmen tiga : BIMA. Pada setiap fragmen diceritakan
menurut sudut pandang sesuai judul fragmen. Novel ini juga menceritakan tentang
permusuhan Kampung Bayah dengan Kampung Anyar.
Fragmen
satu menceritakan kehidupan tiga sahabat dari sudut pandang Amri. Kematian Bima
membuat semua orang yang melayat dan mengantar ke pekuburan bersedih dan
berduka. Amri sang tokoh utama dalam fragmen ini merapat lebih dekat ke batu
nisan. Sebagian orang telah meninggalkan pekuburan. Amri melihat Chandra
menjauh ke sebuah pohon besar dan segera menyusulnya. Amri melihat kakak
laki-laki Bima terisak dibalik kemeja hitam yang kuyup diterpa hujan. Amri
menghampiri laki-laki itu, lalu mengatakan kalau ia akan pergi. Amri dan
Chandra berjalan keluar area pemakaman menuju tempat parkir. Saat diperjalanan
pulang kerumah, mereka terjebak macet akibat hujan. Dalam kemacetan itu mereka
mengobrol dan menyinggung tentang masa lalu atau belasan tahun lalu. Kemudian
novel ini menceritakan tentang kehidupan Amri dan dua sahabatnya belasan tahun
lalu, yang isi ceritanya itu Amri
dikejar-kejar anak Kampung Anyar, pengungkapan pencurian, Amri yang selalu
bertengkar dengan Ayahnya hingga Amri pergi dari rumah, dan Danu yang masuk
rumah sakit.
Fragmen
dua menceritakan kelanjutan dari fragmen satu. Masih terjebak dalam kemacetan.
Sudah beberapa tahun terakhir Chandra dan Amri jarang mengobrol dan jarang
ketemu. Kesibukkan masing-masing yang membuat mereka susah mencari waktu untuk
bertemu dan banyak hal. Kematian Bima ternyata membawa hikmah buat Chandra dan
Amri. Bisa jadi, mereka lupa dengan persahabatan mereka yang umurnya sudah
belasan tahun ini. Tapi hari ini persahabatan itu dikuatkan lagi. Meskipun
sudah lama tidak ngobrol dan jarang ketemu, tapi ternyata ada hal-hal yang
benar-benar tidak berubah, atau jangan-jangan memang tidak bisa hilang sama
sekali. Misalnya, setiap melihat plang rumah sakit, Amri pasti ingat kejadian
waktu dia kabur dari rumah dan kemudian adiknya masuk rumah sakit. Sampai hari
ini, seperti kilas balik, bayangan itu mau tidak mau akan muncul dikepala dia.
Kemudian novel ini kembali menceritakan kehidupan masa lalu Chandra dan dua
sahabatnya itu, yang isi ceritanya itu pembullyan Chandra oleh Sapto, krisis
ekonomi atau krisis moneter, penyerangan Ayahnya Chandra, dan kebakaran toko
Ayah Chandra.
Fragmen
tiga menceritakan kisah sebelum kematian Bima. Sudah cukup lama Bima tidak
pernah mendaratkan kaki di tanah ini. Di sebuah kampung tempat dimana ia
mengalami masa gila yang penuh emosi bersama dua sahabat terbaik dalam
hidupnya, Amri dan Chandra. Saat itu Bima akan pergi bersama Amri dan Chandra,
sesampainya Bima dirumah Amri ia mengambil satu surat kabar, menjatuh tubuh
diatas sofa, melipat sebelah kaki, dan mulai membacanya. Belum sampai sepuluh
menit Amri keluar dari kamar menyapaku lalu ia melirik jam dinding dan kembali
ke kamar untuk ganti baju. Ketika Amri keluar ponsel saya berbunyi. Pesan masuk
dari Chandra, katanya istrinya sedang sakit dan harus dibawa ke dokter segera,
itu artinya Chandra tidak bisa ikut. Amri mengajakku pergi, saya memberi tahu
kalau Chandra tidak bisa ikut. Kita tetap pergi walaupun tidak ada Chandra.
Mereka pun pergi dengan mobil dan berbincang-bincang. Saya bertanya pada sosok
didalam spion sana. Apakah saya sudah lepas dari bayang-bayang masa lalu?
Jangan-jangan bukan hanya Amri yang begitu. Tapi saya juga. Atau sebenarnya,
masa lalu memang tidak pernah benar-benar hilang? Hanya tertinggal sementara di
belakang dan bisa saja kembali lagi. Kemudian pada bab selanjutnya juga
menceritakan masa lalu, yang ceritanya antara lain sejarah hidup yang dimulai
dari empat puluh tahun, terbongkarnya rahasia kakak laki-laki Bima, dan
peperangan antar kampung yang mengakibatkan Danu kehilangan nyawa.
Ceritanya
mudah dipahami. Penokohannya terlihat jelas. Ukuran tulisannya sudah pas. Alur
ceritanya mudah diketahui. Bahasa yang digunakan pada novel ini cocok dibaca
oleh anak muda jaman sekarang karena banyak terdapat bahasa gaul.
Judul
novel dengan cover tidak nyambung. Banyak menggunakan bahasa yang kasar seperti
: bangke, anjing, berengsek, goblok, kampret, shit, dan bangsat. Sehingga tidak
cocok dibaca oleh anak kecil. Salah pengetikkan contoh melepakan seharusnya
melepaskan dan teras seharusnya terus. Ceritanya tidak lengkap.
Novel
VERSUS ditulis oleh Robin Wijaya yang sebenarnya berawal dari obrolan kecil
lewat BBM. Robin Wijaya masih ingin menulis romance dan cerita-cerita
sentimental, serta ingin mengeksplor kemampuan menulisnya dengan mencoba aliran
atau gaya baru. Bersama GagasMedia, Robin Wijaya telah menerbitkan novel : Before Us, Menunggu, ROMA, dan Dongeng Patah Hati.