Selasa, 08 November 2016

Resensi Novel Versus


Persahabatan Dan Permusuhan
Oleh : Astaguna Janu Putra

Judul Novel       :    VERSUS
Penulis               :    Robin Wijaya
Penerbit             :    GagasMedia
Cetakan             :    I, 2013
Tebal                 :    viii + 400 halaman
Ukuran Novel   :    13 x 19 cm


Novel ini menceritakan tentang kehidupan tiga sahabat dengan karakter yang berbeda-beda. Novel ini dibagi menjadi 3 fragmen, yaitu fragmen satu : AMRI, fragmen dua : CHANDRA, dan fragmen tiga : BIMA. Pada setiap fragmen diceritakan menurut sudut pandang sesuai judul fragmen. Novel ini juga menceritakan tentang permusuhan Kampung Bayah dengan Kampung Anyar.
Fragmen satu menceritakan kehidupan tiga sahabat dari sudut pandang Amri. Kematian Bima membuat semua orang yang melayat dan mengantar ke pekuburan bersedih dan berduka. Amri sang tokoh utama dalam fragmen ini merapat lebih dekat ke batu nisan. Sebagian orang telah meninggalkan pekuburan. Amri melihat Chandra menjauh ke sebuah pohon besar dan segera menyusulnya. Amri melihat kakak laki-laki Bima terisak dibalik kemeja hitam yang kuyup diterpa hujan. Amri menghampiri laki-laki itu, lalu mengatakan kalau ia akan pergi. Amri dan Chandra berjalan keluar area pemakaman menuju tempat parkir. Saat diperjalanan pulang kerumah, mereka terjebak macet akibat hujan. Dalam kemacetan itu mereka mengobrol dan menyinggung tentang masa lalu atau belasan tahun lalu. Kemudian novel ini menceritakan tentang kehidupan Amri dan dua sahabatnya belasan tahun lalu, yang isi ceritanya itu  Amri dikejar-kejar anak Kampung Anyar, pengungkapan pencurian, Amri yang selalu bertengkar dengan Ayahnya hingga Amri pergi dari rumah, dan Danu yang masuk rumah sakit.
Fragmen dua menceritakan kelanjutan dari fragmen satu. Masih terjebak dalam kemacetan. Sudah beberapa tahun terakhir Chandra dan Amri jarang mengobrol dan jarang ketemu. Kesibukkan masing-masing yang membuat mereka susah mencari waktu untuk bertemu dan banyak hal. Kematian Bima ternyata membawa hikmah buat Chandra dan Amri. Bisa jadi, mereka lupa dengan persahabatan mereka yang umurnya sudah belasan tahun ini. Tapi hari ini persahabatan itu dikuatkan lagi. Meskipun sudah lama tidak ngobrol dan jarang ketemu, tapi ternyata ada hal-hal yang benar-benar tidak berubah, atau jangan-jangan memang tidak bisa hilang sama sekali. Misalnya, setiap melihat plang rumah sakit, Amri pasti ingat kejadian waktu dia kabur dari rumah dan kemudian adiknya masuk rumah sakit. Sampai hari ini, seperti kilas balik, bayangan itu mau tidak mau akan muncul dikepala dia. Kemudian novel ini kembali menceritakan kehidupan masa lalu Chandra dan dua sahabatnya itu, yang isi ceritanya itu pembullyan Chandra oleh Sapto, krisis ekonomi atau krisis moneter, penyerangan Ayahnya Chandra, dan kebakaran toko Ayah Chandra.
Fragmen tiga menceritakan kisah sebelum kematian Bima. Sudah cukup lama Bima tidak pernah mendaratkan kaki di tanah ini. Di sebuah kampung tempat dimana ia mengalami masa gila yang penuh emosi bersama dua sahabat terbaik dalam hidupnya, Amri dan Chandra. Saat itu Bima akan pergi bersama Amri dan Chandra, sesampainya Bima dirumah Amri ia mengambil satu surat kabar, menjatuh tubuh diatas sofa, melipat sebelah kaki, dan mulai membacanya. Belum sampai sepuluh menit Amri keluar dari kamar menyapaku lalu ia melirik jam dinding dan kembali ke kamar untuk ganti baju. Ketika Amri keluar ponsel saya berbunyi. Pesan masuk dari Chandra, katanya istrinya sedang sakit dan harus dibawa ke dokter segera, itu artinya Chandra tidak bisa ikut. Amri mengajakku pergi, saya memberi tahu kalau Chandra tidak bisa ikut. Kita tetap pergi walaupun tidak ada Chandra. Mereka pun pergi dengan mobil dan berbincang-bincang. Saya bertanya pada sosok didalam spion sana. Apakah saya sudah lepas dari bayang-bayang masa lalu? Jangan-jangan bukan hanya Amri yang begitu. Tapi saya juga. Atau sebenarnya, masa lalu memang tidak pernah benar-benar hilang? Hanya tertinggal sementara di belakang dan bisa saja kembali lagi. Kemudian pada bab selanjutnya juga menceritakan masa lalu, yang ceritanya antara lain sejarah hidup yang dimulai dari empat puluh tahun, terbongkarnya rahasia kakak laki-laki Bima, dan peperangan antar kampung yang mengakibatkan Danu kehilangan nyawa.
Ceritanya mudah dipahami. Penokohannya terlihat jelas. Ukuran tulisannya sudah pas. Alur ceritanya mudah diketahui. Bahasa yang digunakan pada novel ini cocok dibaca oleh anak muda jaman sekarang karena banyak terdapat bahasa gaul.
Judul novel dengan cover tidak nyambung. Banyak menggunakan bahasa yang kasar seperti : bangke, anjing, berengsek, goblok, kampret, shit, dan bangsat. Sehingga tidak cocok dibaca oleh anak kecil. Salah pengetikkan contoh melepakan seharusnya melepaskan dan teras seharusnya terus. Ceritanya tidak lengkap.
Novel VERSUS ditulis oleh Robin Wijaya yang sebenarnya berawal dari obrolan kecil lewat BBM. Robin Wijaya masih ingin menulis romance dan cerita-cerita sentimental, serta ingin mengeksplor kemampuan menulisnya dengan mencoba aliran atau gaya baru. Bersama GagasMedia, Robin Wijaya telah menerbitkan novel : Before Us, Menunggu, ROMA, dan Dongeng Patah Hati.


Tidak ada komentar:

How to Clean Cache Junk Files of PC

     Nowadays, most people must have a pc whether it is a laptop or a computer. And they use it in their daily life. However, most of them d...